Selasa, 11 Desember 2007

KESETIAAN SETELAH KEMATIAN

Di antara tanda-tanda kesetiaan banyak wanita shalihah kepada suami mereka setelah kematiannya bahwa mereka tidak menikah lagi. Tidak ada yang dituju melainkan agar tetap menjadi isteri mereka di dalam surga.

Dari Maimun bin Mihran, ia mengatakan: "Mu'awiyah bin Abi Sufyan meminang Ummud Darda', tetapi ia menolak menikah dengannya seraya mengatakan, "Aku mendengar Abu Darda' mengatakan :"Aku mendengar Rosululloh bersabda.

"Wanita itu bersama suaminya yang terakhir, atau bekiau mengatakan, "untuk yang terakhir ".

Ketika Sulaiman bin Abdil Malik keluar dan dia disertai Sulaiman bin al Muhlib bin Abi Shafrah dari Damaskus untuk melancong, keduanya melewati sebuah pekuburan. Tiba-tiba terdapat seorang wanita sedang duduk di atas pemakaman dengan keadaan menagis. Lalu angin berhembus sehingga menyingkap kerudungnya dari wajahnya, maka ia seolah olah mendung yang tersingkap matahari.

Maka kami berdiri dalam keadaan tercengang. Kami memandangnya, lalu Ibnul Muhlib berkata kepadanya, "Wahai wanita hamba Alloh, apakah engkau mau menjadi isteri Amirul Mukminin?" Ia memandang keduanya, kemudian memandang kuburan, dan mengatakan

"Jangan engkau bertanya tentang keinginanku sebab keinginan itu pada orang yang di kuburkan ini, wahai pemuda sesungguhnya aku malu kepadanya sedangkan tanah ada diantara kita sebagaimana halnya aku malu kepadanya ketika dia melihatku"

Maka , kami pergi dalam keadaan tercengang.

Diantara teladan yang pantas disebutkan sebagai teladan utama dari para wanita tersebut adalah Fatimah binti Amirul Mukiminin 'Abdil Malik bin Marwan ini pada saat menikah, ayahnya memilik kekuasaan yang sangat besar atas Syam, Irak, Hijaz, Yaman, hingga Bukharadan Janwah bagian Timur, Mesir hingga Spanyol bagian barat.

Fatimah ini bukan hanya puteri Khalifah Agung, bahkan dia juga saudara empat Khalifah Islam terkemuka : al Walid bin 'Abdil Malik, Sulaiman bin 'Abdil Malik, Yazid bin 'Abdil Malik, dan Hisyam bin 'Abdil Malik. Lebih dari itu dia adalah isteri Khalifah terkemuka yang di kenal Islam, yaitu Amirul Mukminin 'Umar bin 'Abdil Aziz.

Puteri khalifah, dan khalifah adalah kakeknya, saudara khalifah, dan khalifah adalah suaminya.

Wanita mulia yang merupakan puteri khalifah dan saudara empat khalifah ini keluar dari rumah ayahnya menuju rumah suaminya pada hari ia diboyong kepadanya dengan membawa harta termahal yang dimiliki seorang wanita di muka bumi ini berupa perhiasan. Konon, di antara perhiasan ini adalah dua liontin Maria yang termashur dalam sejarah dan sering disenandungkan para penya'ir. Sepasang liontin ini saja setara dengan harta karun.

Ketika suaminya, Amirul Mukminin, memerintahkannya agar membawa semua perhiasannya ke Baitul Mall, dia tidak menolak dan tidak membantahnya sedikitpun.

Wanita agung ini, ketika suaminya Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz wafat meninggalkannya tanpa meninggalkan sesuatu pun untuk diri dan anaknya, kemudian pengurus Baitul Mall datang kepadanya dan mengatakan, "Perhiasanmu, wahai sayyidati, masih tetap sediakala, dan aku menilainya sebagai titipan untukmu, serta aku memeliharanya untuk hari tersebut. Dan sekarang, aku datang meminta ijin kepadamu untuk membawa kembali perhiasan tersebut kepadamu" .

Fatimah memberi jawaban bahwa perhiasan tersebut telah dihibahkannya untuk Baitul Mall bagi kepentingan kaum muslimin, karena mentaati Amirul Mukminin. Kemudian ia mengatakan, "Apakah aku akan mentaatinya semasa hidupnya, dan aku mendurhakainya setelah kematiannya?".

Alloh yubarik fiina .. Amien.

Tidak ada komentar: